onionplay se

Mantra Surugana

Mantra Surugana merupakan film horor Indonesia yang diluncurkan pada tahun 2023 dan disutradarai oleh Dyan Sunu Prastowo. Karya ini menyatukan elemen supranatural dengan mitologi lokal, khususnya budaya Sunda, lalu membingkainya dalam narasi kontemporer di lingkungan kampus. Dengan pencahayaan gelap, suasana menegangkan, dan tema kutukan serta mantra kuno, film ini memberikan pengalaman sinematik yang berani dan berbeda dari mayoritas horor Tanah Air.

Sinopsis

Tantri, mahasiswi baru, memilih tinggal di kamar asrama terpelosok demi merasakan hidup mandiri semasa kuliah. Begitu menginjak tempat itu, ia segera disapa kejadian ganjil: suara samar, bayangan gelap, dan aura menyeramkan yang terus mengikuti. Warga kampus mulai berbagi cerita tentang mahasiswa hilang secara misterius serta kutukan konon lahir dari sebuah mantra kuno.

Tantri yang makin penasaran akhirnya uncover ritual gelap yang pernah digelar di lokasi itu, dan kutukan ternyata berasal dari sejarah keluarganya sendiri. Entitas jahat yang disebut dalam mantra Surugana mulai bangkit, menuntut korban sebagai bagian dari upacara kuno. Bersama teman-temannya, Tantri berusaha memecahkan misteri dan menjalankan eksorsisme untuk mengusir roh tersebut. Sayangnya, tidak semua berjalan mulus, dan mereka tersadar bahwa mantra itu sendiri mungkin jadi sumber kekuatan iblis.

Pemeran utama film ini Sitha Marino, yang menghidupkan Tantri dengan penampilan kuat dan emosional. Ia memberi kedalaman pada karakter yang berjuang melawan ketakutan dan masa lalu kelam.

Selain Sitha, deretan pemain lain ialah:

Fergie Brittany

Shabrina Luna

Cindy Nirmala

Rania Putri Sari

Yusuf Mahardika

Rafael Adwel.

Dyan Sunu Prastowo tidak hanya duduk di kursi sutradara, tetapi juga menulis skenario bareng Budhita Arini, Ervina Isleyen, dan Raditya. Kerja sama mereka melahirkan naskah yang mengangkat budaya lokal dengan nuansa horor modern.

Mantra Surugana mengandalkan sinematografi Akhmad Khomaini untuk menciptakan iklim suram dan menakutkan. Permainan bayangan lembut dan pengambilan sudut bersifat dekat menjadikan hampir setiap adegan terasa menekan. Tim tata rias yang dipimpin Rizoa Fithrotun juga turut memberi kontribusi besar lewat riasan dan prostetik yang memperkuat tampilan menyeramkan.

Penilaian dan Kritik

Setiap pemirsa dan kritikus memberi Mantra Surugana respon yang beragam. Sebagian memuji cerita yang berakar pada budaya lokal dan usaha membawa horor mitologi Indonesia ke layar lebar. Namun, kritik juga muncul karena tempo narasi dipandang lambat dan efek CGI terasa setengah hati.

Para jurnalis film sepakat bahwa daya tarik utama terletak pada atmosfer dan nuansa mistis yang dijaga konsisten. Sayangnya, intensitas ketegangan yang seharusnya terbentuk perlahan sering terpotong oleh loncatan jump scare yang berulang dan kadang klise.

Kekuatan Budaya dan Lokalitas

Eksplorasi budaya Sunda menjadi salah satu daya pikat paling nyata, terutama lewat penyampaian mantra kuno dan ritual ruwatan. Mantra dan simbol-simbol tradisional dimasukkan ke dalam plot, memberi nuansa autentik yang jarang ditemukan di film horor komersial lainnya.

Bertempat di lingkungan kampus, film ini secara efektif mengombinasikan realitas modern dan unsur mistik, yang memperkuat atmosfer tegang yang lazim dalam cerita horor. Penambahan elemen budaya, seperti bahasa Sunda, petuah kuno, serta simbol spiritual, menghadirkan keaslian dan kedalaman lebih pada narasi.

Visual dan Atmosfer

Secara visual, film ini mengandalkan pencahayaan redup dan palet warna dingin guna memperkuat suasana mencekam. Rincian latar asrama tua dan sudut-sudut ruang ritual dirancang teliti sehingga penonton merasa benar-benar terperangkap dalam atmosfer kelam itu.

Efek praktikal, termasuk riasan dan prostetik, tampil memuaskan, terutama saat entitas jahat muncul. Sayangnya, beberapa efek CGI terasa kurang halus dan sempat mengganggu keautentikan suasana yang sudah dibangun dengan baik.

Musik latar juga berkontribusi besar pada ketegangan yang berkembang. Komposisi minimalis, dicampur suara gamelan serta alat musik daerah, menghasilkan skor unik yang membedakannya dari kebanyakan film horor.

Kesimpulan

Mantra Surugana menyuguhkan pendekatan horor berakar lokal, menjadikannya wacana segar di jagat perfilman Indonesia. Kendati masih ada kelemahan teknis dan naratif, film ini tetap mampu menghadirkan pengalaman menakutkan yang berbeda dari karya sejenis.

Film ini menarik untuk penonton yang suka horor bertaut budaya dan spiritual, atau yang sekadar ingin lihat cara baru bercerita dalam sinema lokal. Performa Sitha Marino, penggalian mitologi Sunda, dan suasana tegang sukses menempatkan Mantra Surugana di jajaran film horor Indonesia yang layak diperhatikan.

Informasi Tambahan

Durasi: 98 menit

Tanggal Rilis: 27 Juli 2023 (Bioskop), 10 Januari 2024 (Netflix)

Bahasa: Indonesia

Genre: Horor supranatural

Produksi: Indonesia

Rating Penonton: Remaja ke atas (13+)

Watch Free Movies on Onionplay